Kotawaringin -Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan menanggapi soal dugaan beras impor asal Vietnam yang mengandung klorin atau zat pemutih berbahaya. Menurutnya seharusnya kasus itu tak terjadi apabila tak ada impor, selain itu ia menegaskan beras lokal bebas dari klorin.
"Itu (pengadaan beras impor) tugas siapa? sebenaranya kan nggak perlu ada beras berklorin itu, kalau berasnya nggak masuk," kata Rusman kepada detikFinance di sela-sela kunjungan ke beberapa perusahaan kelapa sawit di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah akhir pekan ini.
Rusman menganggap pertanyaan tentang klorin tidak akan ada kalau impor beras tidak terjadi. Ia juga memastikan tidak ada beras berklorin di Indonesia
"Di Indonesia nggak ada, seperti Pandanwangi yang wangi bersih memang gen-nya seperti itu," tutup Rusman.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tak membantah soal adanya kabar temuan beras impor asal Vietnam yang mengandung klorin. Klorin merupakan unsur halogen yang dipisahkan menjadi gas yang bersifat racun dan berbau menyesakkan, dipakai sebagai zat pemutih dan pembunuh kuman dalam air.
Seperti diketahui, sebanyak 32 kontainer isi 800 ton beras impor asal Vietnam disita Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kandungan klorin di beras impor bukan isu yang tidak benar, tetapi kami masih perlu waktu untuk mengklarifikasi ke teman-teman unit pengawasan, yang jelas kalau dari Priok tidak pernah ajukan uji lab untuk klorin. Kalau ternyata ada Unit Pengawasan (di luar KPU) yang ajukan uji lab tersebut, kami infokan," ungkap Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Susiwijono Moegiarso.
(hen/hen)
"Itu (pengadaan beras impor) tugas siapa? sebenaranya kan nggak perlu ada beras berklorin itu, kalau berasnya nggak masuk," kata Rusman kepada detikFinance di sela-sela kunjungan ke beberapa perusahaan kelapa sawit di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah akhir pekan ini.
Rusman menganggap pertanyaan tentang klorin tidak akan ada kalau impor beras tidak terjadi. Ia juga memastikan tidak ada beras berklorin di Indonesia
"Di Indonesia nggak ada, seperti Pandanwangi yang wangi bersih memang gen-nya seperti itu," tutup Rusman.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tak membantah soal adanya kabar temuan beras impor asal Vietnam yang mengandung klorin. Klorin merupakan unsur halogen yang dipisahkan menjadi gas yang bersifat racun dan berbau menyesakkan, dipakai sebagai zat pemutih dan pembunuh kuman dalam air.
Seperti diketahui, sebanyak 32 kontainer isi 800 ton beras impor asal Vietnam disita Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kandungan klorin di beras impor bukan isu yang tidak benar, tetapi kami masih perlu waktu untuk mengklarifikasi ke teman-teman unit pengawasan, yang jelas kalau dari Priok tidak pernah ajukan uji lab untuk klorin. Kalau ternyata ada Unit Pengawasan (di luar KPU) yang ajukan uji lab tersebut, kami infokan," ungkap Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Susiwijono Moegiarso.